Pengantar :
Untuk memenuhi hasrat ingin tahu generasi masa kini akan sejarah daerahnya,
berikut ini kami sajikan Episode MOKAPOG, berupa cuplikan Sejarah Mokapog yang
kami sadur dari Buku Sejarah Singkat KERAJAAN KAIDIPANG BESAR (Kaidipang dan
Bolangitang) - Disusun oleh DRS.H.T.USUP Dosen IKIP Manado - Terbitan II 1979.
Dalam kilas balik
(catatan kecil dari mokapog centre)
Sebenarnya - secara substantif - kita kini
berada dalam situasi seperti yang pernah dilakukan oleh para leluhur kita lebih
empat abad yang lalu (Awal Abad ke 17), ketika mereka menggelar musyawarah
dalam suatu “bakid” atau “bokiru”, mendeklarasikan “Negeri Mokapog” dan
kemudian memilih ”Pangulu” (“Primus inter Pares’) Dotinggulo atau “Dotu
Tinggulu” sebagai “Dotu” atau Raja mereka. “ Noboli Lipu" - "Noboli
Adato" - "Noboli Dotu". Prosesnya melalui suatu bentuk
'demokrasi sederhana', dimana melalui suatu musyawarah, mereka telah berhasil
menetapkan Wilayah, System dan Pemimpin Pemerintahan. Semua terlaksana secara
elegan , mandiri, egaliter, dan semuanya berlangsung dalam suasana dan semangat
persatuan yang kuat.
Kita perlu garis bawahi bahwa Warga Mokapog
tadinya bukan merupakan suatu kelompok yang homogen. Mereka merupakan gabungan
Madihutu (pribumi) sekitar Lagang Kadul dan kelompok-kelompok yang berasal dari
lereng gunung Kabila, Dumoga , Molibagu, dan Doluduo .
Namun, ketika harus menjawab “tuntutan sejarah”
akan perlunya “identitas bersama” sebagai suatu kaum yang bersatu dalam
memperjuangkan dan mengelola kepentingan bersama, berperadaban dan tertata
dalam suatu tatanan masyarakat yang teratur layaknya suatu masyarakat yang
berbudaya, mereka berhasil menyatukan diri dan menjadikan Mokapog sebagai
“melting pot” atau semacam wadah yang menampung dan melebur mereka sebagai satu
kesatuan (“Mohokapogu”- berhimpun - menjadi cerah). “Tiang pancang eksistensi
Orang Mokapog telah ditancapkan."..... Mereka - pada masanya - telah
berhasil melakukan suatu terobosan besar.
Kilas balik semacam “tamasya sejarah” ini ,
sengaja kami angkat kembali , untuk sekali lagi mengajak kita semua (Masyarakat
Adat Mokapog) , memanfaatkan sari-pati kearifan kisah-kisah lama - tanpa secara
dangkal terjebak dalam romantisasi sejarah - mencoba memaknai dari perspektif
masa kini , dan daripadanya, kita bisa menarik pelajaran yang bermanfaat
sebagai basis rujukan kita dalam menyikapi hiruk-pikuk kehidupan politik di era
demokratisasi seperti sekarang ini.___psp-mokapogcentre
------------------------------------
PEMERINTAHAN KEDATUAN MOKAPOG
Terpilihnya Dotinggulo sebagai Raja / Dotu atau
'Ketua' pertama di negeri Mokapog karena memperoleh suara terbanyak dalam
pemilihan yang dilakukan diantara para pimpinan kelompok yang menghadiri
bakid/bokiru tersebut. Dengan demikian beliaulah yang naik dan menduduki
singgasana kerajaan sebagai Raja/Dotu pertama
Kedatuan ini. Kelak karena bijaksananya beliau membina kedatuan ini sehingga
orang-orang Mokapog mengagungkannya dengan nama : “Dotutinggulu” , Artinya
Raja/Dotu yang hebat, yang diandalkan sebagai 'soko guru', atau “balak
salawaku” (tiang raja) pada rumah atau dikatakan juga sebagai penolak bala
(penangkal bahaya) yang datang mengancam. Konon , dikalangan orang Mongondow
beliau disebut sebagai “Dokosinggulo”, artinya kalau ada yang datang dengan
maksud akan menyerang atau dengan maksud jahat akan dapat segera ditahan atau
ditangkis beliau. Juga kalau beliau bermaksud untuk menyerang suatu negeri maka
serangan itu tidak dapat ditangkis pihak lawan. Selain itu beliau juga memiliki
keahlian menyembuhkan orang dengan pengobatan tradisional
Musyawarah atau pertemuan besar yang diadakan
itu (pertemuan atau “bokiru” , bakid) , tampillah beberapa pembicara terkenal
dengan menguraikan isi hati mereka masing-masing , diantaranya :
1. Kahinga (yang tertua diantara mereka)
berbicara dalam bahasa Bolangitang Lama : “Mairu kita nita mososo:botu kania
botu, motomuki, agu motonotu”. (Marilah kita sekalian bersatu seperti sebuah
batu , mengangkat Permaisuri dan Raja) . Demikian antara lain ucapan beliau.
2. Pugu-Pugu (Saudara laki-laki Dotinggulo)
berkata antara lain : “Leina kiota (ki Doti) aivuisa agu ai tuhuka nousato, ko
vukiru agu ko abigu” (Hari ini dia (Doti) kita mulai pelihara , antarkan
sebahagian hasil sawah/ladangmu hai saudara-saudara, baik yang berada di gunung
ataupun dilembah.
3. Dotinggulo (yang kemudian terpilih dalam
musyawarah itu) berkata dengan nada yang sangat meyakinkan :
“Kiotolu guhango agu usato! Nonalamai tambato,
pokodokalo gogule , monone , molunaso, mosayu , molamako” (Hai orang-orang tua
dan saudara-saudara ! Anda semua yang telah mewariskan tempat ini , untuk itu
besarkanlah harap dan pinta (anda) , berhati bersih, beritikad baik, jujur
mulia-gagah, lapang dada, luas pertimbangan, tidak mengenal dengki dan iri satu
sam lain). Selanjutnya beliau berkata lagi (berupa sumpah) yaitu : “Ki:ko
kumuntalo , moinggagu kodo lalo ,mosopito, movunggalo” (Siapa yang mungkir
janji (nanti) , akan kering sendirinya seperti pohon yang sudah mati ,
(dahan-dahannya) patah dan (pohonnya) rebah ke tanah .
Dengan demikian Dotinggulo menjadi raja/dotu di
Kerajaan Mokapog dan serta merta membentmenysun organisasi pelaksana
pemerintahan (kabinet) sesuai dengan tugasnya masing-masing .
Susunannya sebagai berikut :
1. Ketua / Dotu / Raja : Dotinggulo .
2. Panglima / Jogugu (“Palima”) : Dulunga .
3. Kepala Perang (“Panggoba”) : Ginibola.
4. Penasehat Raja / Panglima Parang (“Talenga”)
: Baguna .
5. Penguasa Pulau / Laut (“Gumalaha”) : Pongoliu
.
6. Penjaga Istana / Pengawal Utama : Monimuluru
.
7. Penguasa Adat (“Huku”) : Limbudiso .
8. Pelaksana Pemerintahan Harian (“Sangadi”) :
Gula .
9. Ajudan Raja / Beduanda (“Kapita”) : Kudahati
.
10. Kepala Pasukan / Barisan (“Kapita Raja”) :
Pasigu .
— Sangadi Balok (Daerah Kecil) A (Kapiten Laut,
“Kapita Lau”) Lantiuna (Juga bertindak sebagtai Juru Bahasa) .
— Sangadi Balok B (Penguasa Hutan) : Bolulipu .
12 Kepala / Ahli Adat :
— Di Longano / Lombopaito : Dauwidadawa .
—Di Soligiru / Gineango : Ponuako .
Dalam komposisi pemerintahan ini terdapat pula
para pejabat yang bukan asli Mokapog seperti : Lantiuna , Ginibola, Baguna ;
yang berarti bahwa Dotinggulo cukup bijaksana dalam menangani hal ini dengan
memperhitungkan kecakapan seseorang dan bukan hanya semata-mata dari segi asli
orang Mokapog saja . (asli Mokapog ini disebut “madihutu”) .
Selain susunan pemerintahan tersebut diatas ,
Dotinggulo pun menunjuk / mengangkat beberapa pejabat khusus yang bersifat
operasional memegang wilayah tertentu , yaitu :
1 . Pemegang kuasa pemerintahan dari Mokapog ke
hulu sungai Bolangitang ialah Solagu (dari kata “so:olagu” = satu bangsa / satu
turunan) yang berkedudukan di gunung Lagu .
2 . Mokapog dibagi atas 3 wilayah (balok , blok
; di Minahasa disebut “walak” yakni :
— Balok Lagang (“Lagongo”, bagian atas atau sebelah
atas ) ialah Longgobu (berkedudukan di Vuntu / Gunung Lagongo) .
— Balok Toluaya (bagian tengah) ialah Jacob Goma
(berkedudukan di Gunung Giogoso dan menguasai tanah yang datar).
— Balok Vunong (“Vunongo” , bagian bawah atau
sebelah bawah) ialah Lei (berkedudukan di Gunung Bu:tu —Tobiho) .
Kepala-kepala balak / wilayah ini disebut “Ulea”
atau kemudian disebut “Marsaoleh” .
Dalam susunan pemerintahan terdapat nama-nama
jabatan yang rasanya sangat perlu untuk dijelas kan disini yaitu :
1. “Bobato” : seluruh pejabat , anggota kabinet
atau Dewan Pemerintahan.
2. “Dotu” : raja , kepala pemerintahan ,
penguasa tertinggi .
“Pereside:ngo” ,
3. Presiden Raja : Putra Mahkota atau Raja Muda
(calon pengganti raja , berkedudukan di Vunong) .“Gogugu” ini sama sekali tidak
boleh menjadi raja walau pun ia putra raja.
5 “Kapita Lau” : Penguasa Lautan , pimpinan
Angkatan Laut (berkedudukan di Lagang) .
6. “Kapita Parango” : Kepala Pasukan , Panglima
Perang .
7. “Kapita Raja” (Kapitan Raja) ; Pengawal /
Ajudan Raja .
8. “Anako Pulu” : Asisten Pribadi Raja ,
pengasuh / penjaga putra-putri Raja dan orang bangsawan .
9. “Ulea” (Marsaoleh) : Kepala Balak (“Ulea”
berarti tempat sandaran , tempat menyandarkan sesuatu supaya tidak rebah ;
maksudnya tempat rakyat meminta petunjuk , nasehat) .
10. “Sangadi” : Kepala Desa (di Minahasa : Hukum
Tua, di Gorontaloo : Ayahanda, di Sangir Talaud, Opo Lao, di Jawa : Lurah).
Desa disini wilayah yang lebih kecil dari Balak (“sangadi” cabang pemerintahan
yang lebih kecil, “sanga” = cabang).
11. “Paha” atau “Bono” : petugas pemerintahan
langsung dibawah sangadi , langsung berhubungan dengan rakyat. “Paha” atau
“Pahala” atau “Pahala: wango” artinya tempat meletakkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pemerintahan, pelaksana pemerintahan langsung dengan rakyat.
12. Selain itu ada lagi bobato-bobato lain
seperti :
— “Manyo: ru Dokalo” (pemegang kuasa adat, akhli
adat, penasehat raja dalambidang adat).
(“Manyo:ru Dokalo” = Mayor Besar).
— “Manyo: ru (Mayor) pangkat setingkat lebih
rendah dari “Manyo:ru Dokalo”.
— “Huku Manyo: ru” (Hukum Mayor), akhli hukum
adat, pemutus sengketa atau perkara.
— “Sabandaru” (Syahbandar), penguasa pelabuhan.
Para pejabat tersebut diatas mendampingi raja
sesuai dengan urusan masing-masing………
_________________________________________________
(disusun kembali oleh psp - mokapogcentre)
+ komentar + 1 komentar
SAYA INGIN BERTERIMAKASIH BANYAK KEPADA MBAH RINGGO YANG SUDAH MEMBANTU ORANG TUA SAYA KARNA SELAMA INI ORANG ORANG TUA SAYA SEDANG TERLILIT HUTANG YANG BANYAK,,BERKAT BANTUAN MBAH SEKARAN ORANG TUA SAYA SUDAH BISA MELUNASI SEMUA HUTAN2NYA DAN SAWAH YANG DULUNYA SEMPAT DIGADAIKAN SEKARAN ALHAMDULILLAH SUDAH BISA DI TEBUS KEMBALI ITU SEMUA ATAS BANTUAN MBAH RINGGO YANG MEMBERIKAN ANKA RITUALNYA KEPADA KAMI DAN TIDAK DISANKA SANKA TERNYATA BERHASIL..BAGI ANDA YANG INGIN DIBANTU SAMA MBAH RINGGO SEPERTI KAMI SILAHKAN HBG 085-205-213-777-JANGAN ANDA RAGU SUDAH MEMBUKTIKANN DALAM 7 KALI PUTARANG
• لالله�أشهدألاإله إلاالله،وأشهدأن محمدرسوالله صلى الله عليه وسلموعليكومالله�أشهدألاإله
█▀▀░█░█▀█░█░█▀█░█░░░█▀█▀█░█▀█░░█▀█░█░█
█▀░░█░█░█░█░█▄█░█░░░█░█░█░█▀▀█░█▄█░█▄█░░░░░░░░░░░░░
█░░░█░█░█▄█░█░█░█▄▄░█░░░█░█▄▄█░█░█░█░█░▄░░▄░░▄░░▄░░
SAYA INGIN BERTERIMAKASIH BANYAK KEPADA MBAH RINGGO YANG SUDAH MEMBANTU ORANG TUA SAYA KARNA SELAMA INI ORANG ORANG TUA SAYA SEDANG TERLILIT HUTANG YANG BANYAK,,BERKAT BANTUAN MBAH SEKARAN ORANG TUA SAYA SUDAH BISA MELUNASI SEMUA HUTAN2NYA DAN SAWAH YANG DULUNYA SEMPAT DIGADAIKAN SEKARAN ALHAMDULILLAH SUDAH BISA DI TEBUS KEMBALI ITU SEMUA ATAS BANTUAN MBAH RINGGO YANG MEMBERIKAN ANKA RITUALNYA KEPADA KAMI DAN TIDAK DISANKA SANKA TERNYATA BERHASIL..BAGI ANDA YANG INGIN DIBANTU SAMA MBAH RINGGO SEPERTI KAMI SILAHKAN HBG 085-205-213-777-JANGAN ANDA RAGU SUDAH MEMBUKTIKANN DALAM 7 KALI PUTARANG
• لالله�أشهدألاإله إلاالله،وأشهدأن محمدرسوالله صلى الله عليه وسلموعليكومالله�أشهدألاإله
█▀▀░█░█▀█░█░█▀█░█░░░█▀█▀█░█▀█░░█▀█░█░█
█▀░░█░█░█░█░█▄█░█░░░█░█░█░█▀▀█░█▄█░█▄█░░░░░░░░░░░░░
█░░░█░█░█▄█░█░█░█▄▄░█░░░█░█▄▄█░█░█░█░█░▄░░▄░░▄░░▄░░
Posting Komentar